Penghalang - Penuntut Ilmu Agama | Yang harus Dihindari
Keutamaan Menuntut Ilmu
Ilmu adalah perkara agung dalam agama Islam. Dakwah tidak akan berjalan dengan benar tanpa ilmu, karena ilmu menjadi pondasi utama dalam beramal dan berdakwah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)
Dengan belajar, seorang muslim akan mengetahui skala prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.
Kitab Ulama tentang Penghalang Penuntut Ilmu
- Mu‘awwiqāt Thālib al-‘Ilmi karya Syaikh Abul Karim al-Barjas.
- ‘Awā’iq Thālib al-‘Ilmi karya Syaikh ‘Abdus Salam asy-Syuwa’ir.
Kedua kitab ini sangat bermanfaat untuk dipelajari oleh siapa saja yang menempuh jalan ilmu, karena membahas hal-hal yang sering menjadi penghalang seorang thalibul ‘ilmi.
Sarana Menuntut Ilmu di Zaman Sekarang
Zaman modern memberikan banyak kemudahan dalam menuntut ilmu. Buku bisa diunduh dalam format PDF, dan ceramah ulama dapat diakses melalui YouTube atau media lainnya. Namun, di balik kemudahan tersebut justru muncul banyak godaan yang menjadi penghalang penuntut ilmu, seperti kesibukan dengan media sosial, hiburan, dan kelalaian.
Penghalang Penuntut Ilmu
Secara garis besar, penghalang penuntut ilmu terbagi menjadi dua:
- Penghalang yang terkait pribadi penuntut ilmu.
- Penghalang yang terkait metode (manhaj) dalam menuntut ilmu.
1. Penghalang dari Pribadi Penuntut Ilmu
1.1 Tidak Ikhlas
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama, atau untuk mendebat orang-orang bodoh, atau untuk menarik perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka." (HR. Ibnu Mājah, no. 253; shahih menurut al-Albani)
Rasulullah ﷺ juga bersabda tentang orang pertama kali yang diazab di akhirat adalah alim (ustadz/penuntut ilmu), mujahid, dan dermawan yang beramal bukan karena Allah, melainkan karena mencari pujian manusia. (HR. Muslim, no. 1905)
1.2 Menjadikan Ilmu untuk Mencari Dunia
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِّنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya untuk mencari wajah Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk memperoleh dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, no. 3664; sahih)
1.3 Malas
Kemalasan adalah penyakit berbahaya bagi penuntut ilmu. Penyebabnya bisa karena dosa, maksiat, atau terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
1.4 Ilmu Tidak Diamalkan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Aku melihat seseorang yang kepalanya dihancurkan dengan batu, lalu kembali utuh kemudian dihancurkan lagi. Itu adalah orang yang Allah ajarkan Al-Qur’an kepadanya, namun ia tidur malam tanpa membacanya dan tidak mengamalkan isinya di siang hari.” (HR. Bukhari, no. 7076)
1.5 Ingin Terkenal Sebelum Waktunya
Banyak penuntut ilmu yang terburu-buru ingin dikenal sebagai dai, padahal ilmunya belum matang. Ulama menyebut fenomena ini dengan istilah “menjadi kismis sebelum matang.”
1.6 Terjerumus dalam Maksiat
Imam Syafi’i berkata setelah dinasihati gurunya, Waki’:
"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada ahli maksiat."
1.7 Membuang-Buang Waktu
Banyak penuntut ilmu yang terjebak dalam kesia-siaan, seperti bermain HP, media sosial, dan hiburan yang tidak bermanfaat.
1.8 Menyendiri tanpa Alasan
Seorang penuntut ilmu hendaknya berinteraksi dengan sesamanya secara wajar, agar terhindar dari penyakit ujub (merasa lebih baik dari orang lain).
1.9 Kurang Ibadah
Kurangnya ibadah sunnah seperti shalat dhuha, shalat malam, puasa sunnah, dan tilawah Al-Qur’an membuat ilmu sulit masuk ke dalam hati.
2. Penghalang dari Metode Menuntut Ilmu (Manhaj)
2.1 Tidak Runut dalam Belajar Kitab
Menuntut ilmu harus bertahap, terutama dalam mempelajari bahasa Arab dan kitab-kitab dasar.
2.2 Tidak Belajar Ilmu Ushul
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
"Barang siapa yang tidak memahami ushul (dasar-dasar ilmu), maka ia tidak akan sampai pada tujuan."
2.3 Tidak Memilih Guru yang Ahli
Belajar tanpa guru bagaikan berlayar tanpa kompas. Seorang thalibul ‘ilmi harus mencari guru yang lurus aqidahnya, jelas manhajnya, dan kuat ilmunya.
2.4 Kurang Menjaga Ukhuwah Sesama Penuntut Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari, no. 6011; Muslim, no. 2586)
Kesimpulan
Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, namun banyak penghalang yang harus diwaspadai. Di antaranya adalah masalah niat, kemalasan, maksiat, tidak mengamalkan ilmu, serta kesalahan metode dalam belajar.
Seorang penuntut ilmu harus terus memperbaiki niat, bersabar, menjauhi maksiat, menjaga waktu, serta berpegang pada metode yang benar dalam belajar.
0 Komentar