Keutamaan Menuntut Ilmu — Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A

Keutamaan Menuntut Ilmu — Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A

🔴 Cara Download ⬇️ : Klik di Titik 3 Bagian Kanan Audio

Kunci dari segala ibadah adalah menuntut ilmu. Karena dengan ilmu, seorang hamba dapat mengetahui bagaimana beribadah kepada Allah dengan benar.

Ilmu Jalan Menuju Surga

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah jalan termudah menuju surga.

Ilmu Adalah Ibadah

Menuntut ilmu termasuk ibadah yang agung. Rasulullah ﷺ sendiri berdoa:

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Wahai Rabb-ku, tambahkanlah untukku ilmu.” (QS. Ṭāhā: 114)

Kedudukan Ilmu dalam Al-Qur’an

  • Ilmu sebagai keutamaan Nabi Adam: Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama benda, lalu Allah menjadikannya lebih mulia dari malaikat. (QS. Al-Baqarah: 31–33)
  • Allah meninggikan derajat orang berilmu:
    يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
    “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujādilah: 11)

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidr

Contoh pertama seorang yang pergi jauh untuk menuntut ilmu adalah Nabi Musa ‘alaihissalām. Allah berfirman:

Surah Al-Kahfi Ayat 65–66

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا

Fawajadā ‘abdam min ‘ibādinā ātaynāhu raḥmatan min ‘indinā wa ‘allamnāhu min ladunnā ‘ilmā.

Artinya: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. Al-Kahfi: 65)

قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

Qāla lahu Mūsā hal attabi‘uka ‘alā an tu‘allimanī mimmā ‘ullimta rushdā.

Artinya: “Musa berkata kepadanya: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?’” (QS. Al-Kahfi: 66)

Nabi Musa rela menempuh perjalanan jauh untuk menimba ilmu dari Nabi Khidr.

Ilmu sebagai Senjata Membantah Orang Munafik

Allah berfirman:

وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
“Dan berjihadlah melawan mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.” (QS. Al-Furqān: 52)

Ini dalil bahwa perjuangan melawan orang-orang munafik adalah dengan ilmu, bukan dengan pedang.

Perbedaan Orang Berilmu dan Tidak Berilmu

Allah berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9)

Keagungan Ilmu

Ilmu adalah perkara yang sangat agung. Dengan belajar agama, seorang hamba akan senantiasa mengingat syariat Allah.

Ilmu Sama dengan Dzikirullah

Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا … قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Apabila kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah. Para sahabat bertanya: Apa itu taman-taman surga? Beliau menjawab: Halaqah dzikir.” (HR. Tirmidzi)

Majelis ilmu adalah bagian dari dzikrullah.

Dalil Keutamaan Ilmu

  • Para Rasul: Mereka adalah orang-orang pilihan mulia karena ilmu yang Allah berikan kepada mereka.
  • Para Ulama: Nabi ﷺ bersabda:
    الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ
    “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud)
  • Perbedaan orang berilmu dan ahli ibadah:
    فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
    “Keutamaan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama dibanding seluruh bintang.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
  • Malaikat mencari halaqah ilmu: Nabi ﷺ bersabda:
    إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ
    “Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang ia lakukan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

0 Komentar