Bahaya Belajar Tanpa Guru

🚫 Penyakit yang Harus Dihindari oleh Para Penuntut Ilmu

Menuntut ilmu adalah ibadah yang agung, namun juga memiliki adab dan kaidah yang wajib dijaga. Salah satu penyakit berbahaya bagi para penuntut ilmu adalah belajar otodidak tanpa bimbingan guru. Banyak orang yang semangat membaca kitab, tetapi terjerumus dalam kesalahan karena tidak memiliki pembimbing yang lurus aqidah dan manhajnya.

⚠️ Bahaya Belajar Otodidak Tanpa Bimbingan Guru

Belajar agama tanpa guru merupakan kesalahan besar. Sebab, agama ini diturunkan dengan sanad — dari generasi ke generasi. Allah ﷻ berfirman:

“Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.”
(QS. An-Nahl: 43)

Ayat ini menunjukkan kewajiban untuk belajar kepada orang yang berilmu, bukan sekadar membaca kitab atau artikel tanpa arahan.

📚 Perkataan Ulama Tentang Bahaya Belajar Tanpa Guru

🗣️ Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang mempelajari ilmu dari kitab tanpa guru, maka ia akan banyak menyia-nyiakan hukum.”

(Dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam Tadrīb ar-Rāwī)

Imam Asy-Syafi‘i memperingatkan keras agar tidak belajar agama hanya dengan membaca kitab, karena banyak kesalahan makna, pemahaman, dan penerapan hukum yang bisa terjadi tanpa arahan guru yang memahami ushul dan kaidah syar‘iyyah.

🗣️ Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:

“Tidak boleh bagi seseorang untuk belajar ilmu syar‘i hanya dari buku-buku tanpa merujuk kepada ulama. Karena dengan cara seperti itu dia akan banyak keliru dan tersesat.”

(Majmū‘ Fatāwā wa Maqālāt Syaikh Bin Baz, jilid 24, hal. 89)

Beliau menegaskan bahwa bimbingan ulama adalah syarat mutlak dalam memahami agama dengan benar. Buku hanyalah sarana, bukan guru.

🗣️ Syaikh Abdul Aziz ar-Rayyis hafizhahullah menjelaskan:

“Termasuk musibah di zaman ini adalah orang yang baru membaca beberapa kitab lalu merasa mampu mengajar dan berfatwa. Padahal para ulama terdahulu tidak pernah melangkah tanpa izin guru mereka.”

(Sumber: Islamancient.com – Abdul Aziz ar-Rayyis)

💡 Kaidah Salaf dalam Belajar dan Mengajar

Para salaf dahulu memiliki kaidah yang masyhur:

“Barang siapa gurunya adalah kitabnya, maka kesalahannya akan lebih banyak daripada benarnya.”

(Dinukil oleh Imam As-Sakhawi dalam Al-Jawāhir wa ad-Durar)

Perkataan ini menunjukkan bahwa ilmu agama tidak cukup hanya dengan membaca teks, tetapi harus melalui proses talaqqi — belajar langsung kepada guru yang memiliki sanad ilmu.

Dengarkan Penjelasan Berikut Sampai Selesai
3# Penghalang Penuntut Ilmu - Ustadz Abu Haidar As-Sundawy 🕌 Nasehat Penutup

Ilmu adalah warisan para nabi. Maka tidak pantas bagi seorang penuntut ilmu untuk meremehkan adab dan bimbingan guru. Ulama salaf berkata:

“Barang siapa tidak mengambil ilmu dari para ulama, maka dia akan tersesat dan menyesatkan.”

Oleh karena itu, wahai para penuntut ilmu, jadikanlah ulama sebagai pembimbing, jangan jadikan kitab sebagai guru. Karena tanpa guru, ilmu akan menjadi fitnah, bukan petunjuk.


🔗 Rujukan:

0 Komentar